Kamis, 06 Agustus 2015

Demi Masa



“Demi masa”, dua kata ini adalah salah satu surah yang terdapat di dalam Al-qur’an yaitu dalam surat Al-asr. Ayat menggambarkan tentang waktu, begitu banyak ayat-ayatdi dalam Al-qur’an yang menjelaskan tentang waktu. Baik itu waktu untuk shalat, puasa, haji, mandi, berkebun, bahkan waktu untuk melakukan hal-hal yang sangat kecil sekalipun semua terdapat dalam Al-qur’an. 
            Dengan ayat tersebut Allah seakan ingin memberitahu kita bagaimana cara memanfaatkan waktu. Bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, maka merugilah orang-orang yang menyia-nyiakan waktu.

 Dalam surah yang sama Allah juga berfirman:
“sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-Asr: 2-3) 
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang merugi kecuali orang-orang yang beriman dan saling menasehati. Karena sejatinya manusia adalah makhluk yang sering lalai dan tergesa-gesa dalam segala sesuatunya. Karena itu pulalah manusia disebut makhluk sosial, karena manusia tidak akan bisa hidup sendiri, ia tetap membutuhkan orang lain untuk menegur dan menasehatinya, dan orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh sesungguhnya orang-orang beruntung Karena waktu yang mereka miliki digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan selalu mengingat Allah. Sehingga mereka tidak akan termakan oleh nafsu Dunia. 
Begitu pentingnya memanajemen waktu dengan baik, sayyidina Ali berkata: “waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya maka ia akan memotongmu” . yaa , seperti itulah Ali menggambarkan waktu, maka merugilah orang-orang yang tak dapat memanfaatkan waktu dengan baik. 
Lalu kenapa Allah memperingatkan kita tentang waktu? 
Di sadari atau tidak salah satu hal yang tidak dapat dibayar oleh uang di dunia ini adalah “waktu”. Kita tidak dapat mempercepat atau memperlambatnya, orang yang menggunakan waktunya hanya untuk bermalas-malasan suatu saat ia akan termakan oleh waktu itu sendiri, dan jika sudah seperti maka tak ada bisa yang disalahkan, satu-satu nya hal yang dapat disalahkan adalah diri kita sendiri. Dan kita akan hidup dalam penyesalan selamanya. 
Coba kita renungkan! Apa saja yang kita tlah kita capai di usia kita saat ini? Dan apa saja yang belum dapat kita capai diusia kita saat ini? 
Jika yang lebih banyak adalah sesuatu yang belum kita capai, maka mulai saat ini, BANGKITLAH! Keluarlah dari zona nyaman mu saat ini, dan mulailah menyiapkan strategi untuk menggapai semua impian dan cita-citamu. Karena Allah tak akan memberikan sesuatu sebelum kau berusaha. Dan selagi kau masih muda manfaatkanlah waktumu dengan baik, karena Nabi Muhammad.saw., bersabda: “Manfaatkanlah waktu mudamu , sebelum datang waktu tuamu.” 
Kalau boleh jujur saya sendiri, sampai diusia saya saat ini masih banyak bahkan sangat banyak hal yang belum saya raih. Kecewa? .. pasti, menyesal?.. pasti, sudah tak terhitung berapa banyak waktu yang sudah saya sia-siakan selama ini. Tapi saya sadar menyesal saja,sama sekali taka da gunanya karena waktu tidak dapat diulang kembali, bukan? Oleh karena itu, saya memutuskan akan melakukan hal yang bisa saya lakukan sekecil apapun itu, dan yakinlah tak akan ada sesuatu yang sia-sia di dunia ini apabila kita melakukannya dengan sunguh-sungguh. 
Allah.swt., berfirman:
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf : 34)
Karena itu manfaatkanlah waktumu sebelum tiba batas waktumu. Karena tak ada satu orang pun yang tahu sampai dimana batas waktu itu berada selain Allah.swt., penguasa Langit dan Bumi. 
Mudah-mudahan Allah.swt., menjadikan kita orang-orang yang dapat memanfaatkan waktu dengan baik, dijaga dari segala perbuatan yang dibenci olehNya, dan selalu berada di lingkaran orang-orang yang bertaqwa. Aminn yaa Rabbalallamin.



Selasa, 04 Agustus 2015

Dunia itu..SEBAB dan AKIBAT









Mungkin kata ini sudah tak asing lagi, “sebab-akibat” yaa , segala hal yang terjadi pasti ada “sebab” dan “akibat” nya , karena itulah dunia. Tapi sadarkah kau bahwa dibalik dua kata itu,Allah menyelipkan begitu banyak pelajaran. Untuk mengingatkan kita sebagai manusia bahwa kita hanya makhuk Allah yang lemah, namun dilain pihak kita adalah makhlukNya yang paling sempurna.
            Pikirkanlah!! Tidakkah Allah begitu menyayangi kita. Yaa,kita …manusia yang masih sangat sering melupakannya, tapi sadarkah kau bahwa Allah tak pernah sedikitpun melupakanmu, melupakan kita, melupakan UmatNya. Sadarkah kau Di tengah ke MahakuasaanNya, Allah masih memberi kita pilihan untuk kita, bagaimana kita ingin menjalani hidup ini, itu semua diserahkanNya pada kita makhlukNya yang lemah dan tak berdaya ini. Tapi ia tak membiarkan kita begitu saja, lagi lagi Allah menunjukkan Kasih dan Sayang Nya untuk kita, Allah kirimkan Seorang Rasul untuk menjadi panutan kita, Allah tinggalkan Al’quran untuk menjadi petunjuk bagi kita menuju jalanNya. Sadarkah kah kau itu semua untuk kita? Makhluk yang  TAK TAHU MALU ini, masih kah kau mau mengelak?
            Dalam firmanNya Allah berkata :
“Dan kami tidak mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat Bagi seluruh Alam” (QS. Al-anbiya :107) .
Lihatlah!!, Betapa Allah begitu memikirkan kita. Allah tahu kita ini adalah Makhluknya yang sering bahkan sangat sering sekali lalai, Oleh karena itu Allah mengirimkan Panutan dan juga petunjuknya untuk kita. Untukk apaa?? Supaya kita tidak bingung, supaya kita mempunyai pegangan kuat menuju ke JalanNya.
Dunia itu SEBAB dan AKIBAT….
Mengapa saya mengibaratkan dunia seperti itu, karena memang seperti itulah nyatanya. Apa yang kita usahakan hari ini, akan menjadi akibat yang kita alami di masa mendatang, begitu juga sebaliknya. Apabila yang kita lakukan itu baik maka kita akan mendapatkan hasil yang baik, dan apabila yang kita lakukan itu buruk maka buruk pulalah hasil yang akan kita dapatkan. Dan disinilah letak tipuan dunia itu berada, banyak manusia yang sering tertipu mereka menginginkan hal yang instan, sehingga segala cara mereka lakukan untuk dapat mendapatkannya.
Padahal Allah sudah memperingatkan kita, melalui firmanNya Allah berkata:
“ Sesungguhnya kehidupan Dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad : 36)
Lihatah!! Bagimana Allah begitu sayang pada kita, Allah benar-benar tidak ingin kita tersesat di dunia ini, Allah tidak ingin kita terjebak di Dunia ini. Namun hanya kita (manusia)lah yang begitu Bodoh. Seakan-akan kita tahu segalanya.
Sering kali kita mengeluh atas apa yang telah diberikanNya, padahal bisa jadi itulah yang saat ini yang terbaik untuk kita dapatkan. Saya mempunyai suatu ilustrasi, yang cukup sering terjadi dikehidupa sehari-hari.
“misalkan, suatu saat dimana waktu itu kau sedang terburu-buru untuk pergi bekerja atau kuliah, akan tetapi sayang sekali di tengah perjalanan kau terjebak macet, macet yang lumayan panjang. Lalu apa yang kau lakukan saat itu,kau pasti mengeluh bukan?dan berkata Ya, Allah kenapa harus macet sihh, tinggal 5 menit lagi kalau tidak aku akan terlambat.”
Lihatlah betapa cepat kita mengambil kesimpulan, padahal bisa jadi saat itu, Allah sedang melindungi kita, dengan berkata:
“Wahai hambaKu bersabarlah, didepan sana sedang ada kecelakaan jika kau pergi sekarang mungkin akan terkena kecelakaan itu”. Misalkann…
Berkhusnudzan lahh… kita tidak tahu apa yang akan kita alami, bahkan satu detik pun.
Dunia ini, adalah sebab dan akibat apa yang kita dapatkan diakhirat kelak. Jika kau ditanya ingin surge atau neraka?? Pasti semua orang akan menjawab surga. Karena sudah tertanam di benak setiap orang surga adalah tempat yang indah dan menyenangkan. Sedang neraka adalah seburuk-buruknya tempat. Akan tetapi sudah pantas kah kita tuk berada disana? Kebanyakan manusia hanya menginginkan dan tak mau berusaha. Justru yang mereka perbuat malah berbuat sebaliknya, menginginkan surga tapi berbuat seakan-akan ia menginginkan neraka. Jika seperti itu masih pantaskah kau berharap surgaNYa.
Wahai sahabat, ketahuilah Allah itu sangat, sangat, dan sangat menyayangimu, menyayangi umatNYa. Tak cinta di dunia ini yang cinta nya melebihi cinta Allah kepada UmatNYa. Lalu masih maukah kau mencintai sesuatu yang lain melebihi kau mencintai Allah? Setelah sekian banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Allah swt., sangat lah merindukanmu, bagaimana tidak Allah tidak hanya memberimu kesempatan kedua, akan tetapi ketiga,keempat bahkan ke seratus atau lebih. Asalkan kau bertobat dengan setulus-tulusnya, beristigfar,dan selalu memohon ampun. Insya Allah, Ia akan memaafkanmu.
Ada sebuah kisah ..
Pada suatu hari hiduplah seorang pemuda yang setiap hari kerjanya adalah mabuk, berjudi, berzina dan segala kemaksiatan lainnya. Namun ternyata dalam hatinya, sang pemuda tadi ingin sekali bertobat dan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat yang telah dilakukannya selama ini. Namun tidak mudah mengubah kebiasaan yang tlah biasa ia lakukan selama ini. Oleh karena itu, sang pemuda tadi ingin mencari seseorang yang bisa mengajarkan dan mengarahkannya untuk menjadi orang yang lebih baik dan mampu meniggalkan perbuatan tidak terpuji tersebut.
Di waktu yang bersamaan, hiduplah seorang wali (kekasih Allah) yang tinggal di sebuah bukit. Beliau mengasingkan diri dari keramaian untuk senantiasa bercinta kepada Allah dan senantiasa menjaga hatinya dari kotoran duniawi. Namun, suatu ketika perbekalan yang ia miliki tinggal sedikit dan ia harus turun dari bukit untuk membeli kebutuha-kebutuhan dipasar.
Sang pemuda yang mendengar dari masyarakat bahwa ada seorang waliullah yang tinggal di bukit itu, maka ia pun bermaksud menaiki bukit itu untuk bertemu sang wali menanyakan perihal bertobat serta meminta arahan dan motivasi untuk dapat meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat yang ia lakukan selama ini. Singkat cerita, akhirnya mereka berpapasan dijalan menuju bukit tersebut, sang pemuda dengan tubuh gemetaran, karena malu melihat keadaan dirinya, pemuda dengan pakaian lusuh dan bolong ditambah ingatan akan segala perbuatan maksiat yang ia perbuat selama ini ia lakukan, ia berdiam diri dipinggir jalan tersebut dalam hatinya ia berkata :
“ Ya Allah saya memang berkinginan bertobat dan mencari seseorang yang dapat mengarahkan saya agar bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, tetapi kenapa Engkau mempertemukan kami secara tiba-tiba begini? Saya malu, dosa yang telah saya perbuat tidak dapat terhitung lagi sangking banyaknya. Ya Allah saya adalah pendosa sedang beliau adalah seorang wali, kekasig-Mu. Aduh bagaimana ini? Dia semakin dekat. Ampuni hamba yaa Allah, ampuni dosa-dosa hamba yang hina ini..”
Akhirnya mereka berpapasan , sang pemuda tadi hanya berdiam diri dan tunduk karena, takzim kepada sang wali sadar diri atas apa yang ia perbuat selama ini. Sedangkan sang wali, melihat laki-laki yang ada dihadapanya dengan pakaian seba bolong-bolong dibagian celana, gelang yang melingkar dipergelangan tangannya, serta aroma minuman keras yang tercium dari pakainnya dan sebagainya, dalam hati sang wali berkata:
“Emm.. ini orang tidak mengerti sopan santun. Ada yang lewat didepannya tidak mengucap salam,tidak menegur, melihat saya saja tidak. Apalagi pakaian yang ia pakai tidak keruan, tercium aroma alkohol dari pakaiannya. Dasar manusia tidak berakhlak Astaghfirullah.”
Penyakit sombong dan merendahkan orang lain mulai muncul dari dalam diri sang wali. Kemudian seketika itu, makam kewaliannya dicabut oleh Allah.swt., sedangkan sang pemuda tadi dengan segalan keinsyafannya dan kerendah hatinya menjadi sebab diangkat derajatnya dan diberi hidayah oleh Allah.swt.,
Meskipun cerita ini belum bisa dipastikan kebenarannya, tapi lihatlah betapa Allah begitu mengasihi hambaNya yang ingin bertobat, dan membenci sifat sombong sekecil apapun itu. Pelajaran ini juga sesuai dengan firmanNya yaitu :
“ ..Dan (Allah) lebih tahu tentang kamu, ketika dia menciptakan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah (Allah) yang lebih tahu tentang siapa yang bertakwa. (QS. An-najm : 32)
(Nb: Cerita diatas dikutip dari sebuah buku yang berjudul “Sungguh Allah sangat merindukan kita”)
Oleh karena itu sadarilah, wahai sahabat bahwa Allah sangan menyayangi kita sebagai umatNYa. Tak ada kasih sayang lebih besar didunia ini selain Kasih dan SayangNya. Dan tak ada lagi alasan bagi kita untuk menjauh dariNya . Karena mencintai Allah itu fitrah seorang hamba kepada penciptanya. Ketahuilah kita tak akan bisa hidup jika kita menjauh darinya.


Semoga kita senantiasa diberi hidayah dan karunia oleh Allah.swt., Aminn yaa Rabbalallamin. 

By : hamba Allah yang insya Allah dirahmati oleh Allah.swt.,

Jemputlah, jangan ditunggu







Assalamualaykum pembaca (semacam ada aja ya yang baca haha)
Beberapa hari yang lalu aku pernah baca sebuah tulisan yang rada jleb gitu di hati. Jadi ada tulisan yang latar belakangnya apa gitu aku lupa terus ada tulisan “Ketika Allah tidak mengetuk hatimu untuk pergi ke masjid, maka Allah tidak ingin bertemu denganmu di surga”. Kalimatnya gak gitu sih tapi intinya gitulah. Maafkeun kekhilafanku yang tidak bisa mengingat dengan baik dan tidak berniat untuk mengubah ubah tulisan seseorang. Semoga Allah memaafkan.

Jadi, setelah baca tulisan itu tiba-tiba aku teringat tentang kewajiban menutup aurat. Kalaulah yang hati tidak terketuk untuk ke masjid saja tidak ingin Allah lihat lalu bagaimana dengan hal yang (sangat) wajib ini ? Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Ahzab : 59 yang berbunyi :
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allaah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Shalihat, tidakkah hatimu terketuk barang sedikit saja ?
Kewajiban ini…tidakkah ingin engkau tunaikan ?
Kewajiban ini…tidakkah membuatmu resah kala engkau tidak menjalankannya ?
Kewajiban ini…tidakkah engkau takut Allah akan berpaling darimu ?

Tidak. Aku tidak sempurna. Sekali lagi kutegaskan, aku tidak sempurna dan akan selalu jauh dari kata sempurna. Aku hanya berusaha menjalankan kewajibanku. Aku sadar begitu banyak dosaku padaNya. Begitu dalam aku tercebur dalam lumpur dosa yang kian hari kian menghimpitku. Kian hari kian membuatku merasa aku adalah penghuni neraka. Sadarkah kamu bahwa mayoritas wanita adalah penghuni neraka? Tidakkah itu membuat bulu kudukmu merinding, ukhti? Dengan dosa yang sebegitu besarnya, rasanya tidak sanggup hati ini untuk kembali melawanNya dengan tidak menutup auratku. Aku tau, aku tau apa yang ada di pikiran kalian wahai wanita yang selalu di cintai Allah.
“Aku mau menghijabi hatiku dulu. Percuma berkerudung kalo sifat masih jelek. Masih suka mencuri. Masih suka ghibah. Masih suka gak menjaga omongan”

Sayangku, taukah kamu itu adalah dua hal yang berbeda?

Izinkan aku memberikan sebuah contoh padamu dan InsyaAllah engkau akan mengerti. Ketika kamu berkerudung kamu akan mendapat poin 1 dan ketika kamu tidak berkerudung maka poinmu adalah -1.
Ketika kamu berbuat buruk nilaimu menjadi -1.
Ketika kamu berkerudung dan berbuat buruk maka berapa nilaimu ? 1 – 1 = 0
Ketika kamu tidak berkerudung dan berbuat buruk maka berapa nilaimu ? -1 -1 = -2
“Bagaimana jika tidak berkerudung dan berbuat baik?”
Maka nilaimupun akan sia sia, ukhti. Ketika kamu berbuat baik nilaimu 1. Bagaimana perhitungannya ketika kamu berbuat baik dan tidak memakai kerudung ? 1-1 = 0. Tidakkah semua terasa percuma ?

Apakah kamu sudah mengerti ? Buka hatimu, sayang. Jangan lantas berpikir aku memaksamu untuk menutup auratmu. Bukan aku. Allah yang mewajibkanmu. Jangan lantas muncul di dalam benakmu “Apa sih?! Dia aja belum baik udah nyuruh nyuruh orang lain!”. Jangan berpikir seperti itu. Berhusnudzanlah. Aku hanya ingin mengajakmu ke dalam kebaikan. Aku hanya ingin bersamamu kelak di surga walaupun aku sendiri belum yakin akan cepat bertemu dengan surga mengingat dosa yang begitu bertumpuk ditubuhku. Seandainya dosa adalah suatu penyakit yang terllihat, tentulah tidak ada manusia yang enak dipandang, bukan? Tidakkah hatimu terketuk dan berbisik “betapa Allah baik dan mencintaiku. Ia tutup semua aibku padahal ibadahku dan kecintaanku padaNya masih berada di titik terendah” ?
“Nantilah. Tunggu siap. Belum dapat hidayah”

Ukhti, hidayah adalah hal yang harus kita jemput. Bukan di tunggu untuk di jemput. Apakah kamu akan menunggu sebuah buku membaca dirinya sendiri dihadapanmu? Tidak. Kamu yang harus bergerak membuka buku itu, membacanya, dan memahaminya. Buku itu tidak menjemputmu. Kamu yang menjemputnya karena jika tidak, kamu tidak akan pernah bisa memahami apa isi buku itu. Jangan jadikan “belum dapat hidayah” sebagai kambing hitam dalam keenggananmu menutup aurat, sayang. Ingatlah bahwa kematian tidak menunggumu “siap”. Siapkah kamu ketika kain kafan menjadi pakaian terakhirmu? Aku yakin kamu tau bahwa syarat mati tidak harus tua. Banyak orang yang meninggal muda. Tidakkah engkau takut akan kematian?
“Keluargaku belum berkerudung semua. Aku segan”
Taukah kamu bahwa mayoritas orang enggan melakukan kebaikan karena banyak orang juga melakukannya? Aku tau, tidak enak menjadi ‘berbeda’ di dalam suatu komunitas yang melakukan hal yang sama. Tetapi ingatkah kamu dengan sebuah hadist ?

Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan (HR. Muslim)

Apakah kamu tidak ingin menjadi salah satu dari orang-orang yang beruntung itu ? Ayolah. Tempuh keasingan ini bersamaku. Sama-sama kita berusaha mengejar surga. Bukankah seorang teman saja sudah cukup menguatkan? Kemarilah. Maka aku tidak akan pernah melepaskanmu.
“Nanti kayak ibu-ibu. Gak gaul”
Bukankah kita semua (jika berumur panjang) akan menjadi seorang ibu ? Bukankah pada akhirnya dipanggil “Ibu” adalah suatu kebanggan di dalam hati kita? Bukankah jika anak kita nantinya menjadi anak yang shaleh/shalehah itu artinya kita sukses menjadi ibunya? Sukses merawatnya karena telah mengajarkan padanya bagaimana mencintai Allah? Lantas apa yang kamu khawatirkan? Nikmati proses itu. Aku tau. Pandangan orang yang menatap aneh kepada kita sangat menyakitkan. terlebih ketika mereka memandang kita dengan tatapan “Ada teroris”. Apalagi untuk orang-orang yang suka sekali memakai pakaian gelap sepertiku. Tapi seperti yang kubilang. Nikmati prosesnya. Sesuatu yang sulit di jalani akan mendapat ganjaran yang manis, bukan?
Apakah ada lagi pernyataan yang terlewat olehku ?
Selanjutnya…taukah kamu bahwa ada banyaaakkk sekali keuntungan menutup auratmu? Sadarilah bahwa Allah mencintaimu. Wanita begitu di agungkan oleh Allah. Buka kembali hatimu. Lembutkan hatimu. Bagaimana mungkin Allah mewajibkan jika tidak ada kebaikan di dalamnya?
Menutup aurat menghindarimu dari dosa
Shalihat, taukah kamu? Selain bermanfaat untukmu, menutup auratmu juga akan bermanfaat bagi orang lain. Lelaki akan menundukkan pandangannya kala engkau lewat di depan mereka. Lelaki akan menyapa sopan padamu dengan mengucapkan “Assalamualaykum” sehingga akan menambahkan pula pahalamu dengan menjawab salamnya. Tapi, jika lelaki itu bermodus cukuplah engkau menjawab di dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui. Tidak ada lelaki yang akan menatapmu dengan pandangan yang ingin menelanmu atau mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak pantas terucap. Ukhti, sudahkah kamu menyadari kasih sayangNya? Ataukah hatimu masih tertutup?
Menutup aurat membantu ayah kita menjauhi neraka
Ukhti, sayangkah engkau pada ayahmu? Tegakah engkau menyeretnya ke neraka karena tidak menutup auratmu? Ingatkah engkau dengan tatapan penuh sayangnya padamu? Ingatkah kamu pada jerih payahnya untuk menafkahimu? Tegakah engkau menyakitinya? Sudah menjadi kewajiban ayahmu untuk menyuruhmu menutup aurat dan jangan salahkan siapapun jika ayahmu tidak mewajibkanmu menutup aurat. Kesadaranmulah yang diperlukan dalam hal ini. Jika engkau memang mencintainya, tutuplah auratmu. Jika tidak bisa membantunya untuk menuju surga, jangan melemparkan beliau ke dalam neraka. Bantu ia meluluskan kewajibannya yang satu itu meski ia tidak pernah meminta.
Membantu kita memperbaiki akhlak
Tidakkah kamu sadari bahwa kerudung akan membantu kita untuk meghilangkan sifat-sifat buruk kita? Seringkah kamu mendengar kalimat “Malu ah sama jilbab. Masa aku berjilbab tapi ghibah”. Ini. Inilah yang harus menjadi pola pikir kita. Gunakan kerudung sambil memperbaiki akhlak. Jangan menghijabi hatimu, sayang. Hatimu tidak bisa di hijab. Hatimu hanya bisa di jaga dari hal-hal buruk. Bisa kamu bayangkan kamu mengeluarkan hatimu dari tubuh dan menghijabinya? (tolong tertawa. aku sedang melucu hahaha). Yuuukkk yang sudah mulai gemetar-gemetar hatinya langsung aja di mantapkan pake kerudung. Minta hidayah yang banyak sama Allah. Minta di lembutkan hatinya.
Melindungi kulit dari lingkungan
Kita hidup di daerah tropis yang panasnya amit-amit. Debu dan kotoranpun tidak akan mengenai kulit kita. Bukankah ini salah satu cara melindungi tubuh dari panasnya sengatan matahari? Menghindari diri dari kanker kulit atau apapunlah itu. Aku kurang begitu paham. Dan di saat semua orang menggigil kedinginan, kita pasang aja wajah datar sambil bilang “emang dingin ya?” HAHAHA. Plis ketawa. Mungkin kalian yang hanya ‘melihat’ akan merasa gerah melihat pakaian yang besar-besar dan berwarna gelap tapi percayalah, ketika kamu merasa nyaman dan cinta pada apa yang kamu kenakan, kamu tidak perduli meskipun panas mulai membuat tubuhmu berkeringat.
Menunjukkan identitas diri
Menutup aurat tentu saja akan menunjukkan identitas dirimu sebagai muslimah sehingga mempermudah orang untuk mengenalimu sebagaimana dalam surah Al-Ahzab : 59. Tidakkah kamu ingin di kenali sayang? Untuk bagian ini aku kurang bisa memberikan penjelasan. Mungkin inspirasinya lagi mogok :D

Daaannn masih banyak lagi manfaatnya yang sepertinya tidak bisa kusebutkan satu persatu. Mendingan baca buku tentang aurat aja atau cari di gugel :D aku masih miskin ilmu. Sangat miskin. Baca buku aja males. Tapi seenggaknya inilah yang aku tau tentang menutup aurat.
Kemarilah shalihat. Biarkan aku merangkulmu. Biarkan aku berjalan menuju surga bersamamu. Jangan pandang aku sebagai manusia yang penuh dengan ilmu agama, penuh dengan hapalan qur’an dan hadist, penuh dengan kesabaran, keistiqamahan, qana’ah, dan segala kebaikan yang terlintas dipikiranmu. Aku masih manusia, sepertimu. Aku masih bisa marah, aku masih bisa merasakan rasa iri di dalam hatiku, aku masih sering futur (iman menurun), dan aku masih sering memikirkan hal-hal yang berbau duniawi. Namun, perlahan aku ingin mencoba mendekatkan diri padaNya. Pada Dzat yang telah berbaik hati memberikan ruh ke dalam jasad ini yang kemudian di beri nama . Dzat yang berbaik hati memanjangkan usiaku sehingga aku masih bisa bertaubat padaNya. Dzat yang Maha Penyayang telah memberikan aku keluarga yang membuatku semakin mencintaiNya. Dzat yang Maha Pengabul, yang telah sangat membuatku terharu karena rezeki dan berkahNya yang begitu berlimpah sementara dosaku masih bertebaran di bumi. Aku bahkan tidak tau harus merasa terharu atau malu.

Jika di dalam hati kalian ada pertentangan tentang pernyataanku di atas, monggo feel free to ask to me. Pasti yang baca ini kenal dong ya sama aku jadi taulah kontak aku hahahaha. Kalo misalnya nanti aku belum bisa menjawab dengan baik atau apa yang aku bilang di atas itu ada yang salah aku mohon maaf karena sesungguhnya yang baik baik itu datangnya dari Allah dan yang buruk buruk datang dari aku. Ambil aja kebaikannya dan buang keburukannya. Aku yakin kalian tau mana yang baik dan mana yang buruk. Untuk lebih jelas monggo tanya ustad / ustadzah ~
Semoga tulisan ini bermanfaat untukmu, sayang
Dari saudara seiman yang mencintaimu,


By : Hamba Allah yang Insya Allah dirahmati Oleh Allah.swt.,